Marketing Strategy

Pengertian Strategi Penetapan Harga, Cara, dan Faktor

Pengertian Strategi Penetapan Harga, Cara, dan Faktor

Penetapan harga merupakan salah satu elemen penting dalam strategi pemasaran yang dapat memengaruhi keberhasilan bisnis. Strategi penetapan harga adalah pendekatan atau metode yang digunakan perusahaan untuk menentukan harga produk atau layanan mereka.

Tujuannya adalah menciptakan keseimbangan antara nilai yang diberikan kepada pelanggan, biaya produksi, serta keuntungan yang diharapkan perusahaan.

Dalam menentukan harga, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti biaya produksi, kondisi pasar, perilaku konsumen, hingga harga pesaing.

Cara Menetapkan Harga

Dalam penetapan harga, terdapat beberapa metode yang umum digunakan perusahaan. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai beberapa metode penetapan harga beserta contohnya.

1. Cost-Plus Pricing Method

Metode ini menetapkan harga dengan menambahkan persentase tertentu sebagai margin keuntungan ke total biaya produksi.

Contoh perhitungan:
Jika biaya produksi suatu produk adalah Rp50.000, dan perusahaan ingin memperoleh margin keuntungan 20%, maka harga jualnya adalah:

Harga jual = Biaya produksi + (Biaya produksi × Margin keuntungan)
Harga jual = Rp50.000 + (Rp50.000 × 20%)
Harga jual = Rp50.000 + Rp10.000
Harga jual = Rp60.000

Metode ini cocok digunakan untuk bisnis yang ingin memastikan seluruh biaya produksi tertutupi dan tetap memperoleh keuntungan.

2. Mark-Up Pricing Method

Mark-up pricing hampir serupa dengan cost-plus pricing, tetapi biasanya lebih fokus pada penambahan persentase mark-up terhadap harga beli produk.

Contoh perhitungan:
Jika harga beli sebuah produk adalah Rp30.000, dan perusahaan ingin menetapkan mark-up sebesar 50%, maka harga jualnya adalah:

Harga jual = Harga beli + (Harga beli × Mark-up)
Harga jual = Rp30.000 + (Rp30.000 × 50%)
Harga jual = Rp30.000 + Rp15.000
Harga jual = Rp45.000

Metode ini umum digunakan pada industri retail atau perdagangan.

3. Break-Even Pricing

Metode ini menentukan harga minimum yang diperlukan untuk menutupi seluruh biaya tetap dan variabel, tanpa memperhitungkan keuntungan.

Contoh perhitungan:
Misalnya, biaya tetap (fixed cost) sebuah usaha adalah Rp10.000.000, biaya variabel per unit produk adalah Rp20.000, dan kapasitas produksi adalah 1.000 unit.

Harga break-even = (Biaya tetap ÷ Jumlah unit) + Biaya variabel per unit
Harga break-even = (Rp10.000.000 ÷ 1.000) + Rp20.000
Harga break-even = Rp10.000 + Rp20.000
Harga break-even = Rp30.000

Dengan harga Rp30.000, perusahaan hanya mencapai titik impas tanpa memperoleh keuntungan.

Baca juga: Pentingnya Strategi Inclusive Marketing dan Cara Menerapkannya

Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar

Harga yang ditetapkan dalam metode ini sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar, seperti elastisitas permintaan, tingkat persaingan, serta segmentasi pasar yang ditargetkan. Perusahaan harus memahami karakteristik pasar sebelum menentukan harga, agar tetap kompetitif namun tetap menguntungkan.

1. Target-Return Pricing

Metode ini menetapkan harga berdasarkan target keuntungan yang ingin dicapai dalam periode tertentu.

Contoh perhitungan:
Jika sebuah perusahaan menargetkan keuntungan Rp5.000.000 dari penjualan 1.000 unit produk, dan biaya total untuk memproduksi 1.000 unit adalah Rp20.000.000, maka harga per unitnya adalah:

Harga = (Total biaya + Target keuntungan) ÷ Jumlah unit
Harga = (Rp20.000.000 + Rp5.000.000) ÷ 1.000
Harga = Rp25.000.000 ÷ 1.000
Harga = Rp25.000

Metode ini membantu perusahaan mencapai keuntungan tertentu sesuai target mereka.

2. Penetapan Harga Berdasarkan Harga Pesaing atau Kompetitor

Dalam metode ini, harga ditentukan dengan mengacu pada harga yang ditawarkan oleh kompetitor. Perusahaan bisa memilih untuk menetapkan harga yang lebih tinggi, sama, atau lebih rendah tergantung strategi pasar yang diinginkan. Misalnya, jika kompetitor menetapkan harga Rp100.000, perusahaan bisa memilih untuk menawarkan harga Rp95.000 agar lebih menarik pelanggan.

3. Penetapan Harga Berdasarkan Permintaan

Metode ini fokus pada persepsi konsumen terhadap nilai suatu produk. Harga yang ditetapkan biasanya lebih fleksibel dan bergantung pada tingkat permintaan pasar. Ketika permintaan tinggi, harga cenderung naik, sementara saat permintaan menurun, harga bisa diturunkan untuk menarik minat konsumen.

Strategi penetapan harga adalah salah satu faktor penting yang harus diperhatikan perusahaan agar tetap kompetitif di pasar. Dengan memahami berbagai metode penetapan harga seperti cost-plus pricing, mark-up pricing, dan lain-lain, perusahaan dapat menentukan strategi yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka.

Pemilihan metode yang tepat tidak hanya memastikan keuntungan tetapi juga meningkatkan daya saing perusahaan di pasar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *