Artikel, Blog

Apa Itu Yang Dimaksud Dengan Bullseye Framework ?

bullseye framework

Dalam dunia marketing, terdapat istilah baru yang digunakan sejak tahun 2011 yaitu “traction”. Traction dipopulerkan oleh Gabriel Weinberg (founder Duck Duck Go). Traction merupakan sebuah tanda bahwa perusahaan milik anda berhasil take off. Contohnya saja jika anda memiliki mobile app, maka angka rate downloadnya akan tumbuh pesat. Jika startup anda merupakan consumer app, maka daily user dari app anda akan meningkat pesat. Jadi, transaction merupakan sebuah bukti adanya permintaan yang kuat dari para customer.

Bullseye Framework, Apa Itu Yang Dimaksud Dengan Bullseye Framework ?

Usaha startup sendiri mendapatkan traction melalui 19 channel yang berbeda – beda. Banyak startup yang mendapatkan kesuksesan setelah mencoba berbagai macam channel hingga menemukan satu channel yang bekerja dengan baik. Dengan begitu banyaknya channel traction yang dapat anda pertimbangkan, menemukan satu channel yang dapat anda fokuskan bukanlah suatu hal yang mudah. Maka dari itu, untuk membantu anda menemukan channel yang dapat menghasilkan traction untuk anda, anda dapat menggunakan Bullseye Framework.

Apa Itu Yang Dimaksud Dengan Bullseye Framework ?

Bullseye Framework

Bullseye Framework merupakan framework yang digunakan untuk membantu anda menemukan satu distribution channel terbaik yang dapat membantu anda menghasilkan traction untuk usaha anda. Kata Bullseye (target panah) sendiri dipilih karena goal anda merupakan titik paling tengah dari target panah itu sendiri, yaitu mampu menemukan satu traction channel yang kemudian dapat meng-unlock pertumbuhan anda dari satu level ke level lain yang lebih tinggi. Bullseye Framework terdiri dari 5 tahap, diantaranya :

1. Brainstorm

Tahap yang pertama adalah brainstorm. Tujuan dari tahap pertama ini adalah mampu menemukan cara – cara reasonable yang anda gunakan di setiap channel. Karena penting bagi anda untuk tidak mengabaikan satupun channel yang ada. Jadi, anda perlu memikirkan setidaknya satu ide untuk setiap channel (ini dia yang disebut dengan brainstorming). Anda perlu secara spesifik memikirkan ide – ide untuk perusahaan anda. Anda perlu mengetahui strategi marketing seperti apa yang digunakan pada perusahaan anda, termasuk juga dengan sejarah perusahaan yang ada di industri anda. Karena sangat penting bagi anda untuk mengetahui bagaimana perusahaan yang serupa dengan perusahaan anda mampu mendapatkan customer dari waktu ke waktu, serta bagaimana cara perusahaan yang mengalami kegagalan membuang uang yang ada di budget marketing mereka. Anda dapat mengorganisir nya pada spreadsheet dengan membuat kolom yang berisi ide – ide anda, contohnya :

  • Berapa perkiraan customer yang dapat anda akuisisi dengan biaya tersebut ?
  • Berapa lama waktu yang diperlukan untuk dapat melakukan testing ?
  • Seberapa mungkin ide ini dapat berhasil ?

2. Ranking

Langkah selanjutnya dapat membantu anda lebih mengorganisir effort brainstorming yang anda lakukan sebelumnya. Selain itu, tahap ini dapat membantu anda berpikir lebih kritis mengenai channel traction anda. Riset yang anda lakukan pada tahap brainstorming sebelumnya akan membantu anda membuat ranking. Anda dapat membagi channel traction anda menjadi 3 bagian dengan interpretasi seperti berikut ini :

  • Kolom A (Inner Circle) -> Traction channel mana yang kira – kira paling menjanjikan saat ini ?
  • Kolom B (Potensial) -> Traction channel apa yang kira – kira dapat bekerja dengan baik ?
  • Kolom C (Long-shot) -> Traction channel mana yang kira – kira dapat bekerja dengan baik untuk jangka panjang ?

3. Prioritize

Sekarang anda perlu mengidentifikasi bagian inner circle yang tadi sudah anda lakukan pada tahap ranking. Apabila pada bagian tersebut sudah terisi 3 channel, maka anda telah selesai. Namun, apabila anda masih memiliki lebih dari 3 channel, anda perlu membuang beberapa channel. Seringkali anda akan menemukan beberapa channel yang terlihat menarik dan menjanjikan pada ranking anda, anda perlu membedakan mana channel yang sifatnya hanya excitement saja atau channel yang memang benar – benar menjanjikan. Anda dapat melakukan pengetesan dengan menggunakan lebih dari satu experiment secara bersamaan, karena apabila anda menggunakan testing maka diperlukan waktu untuk dapat menyimpulkannya.

4. Test

Test merupakan tahap dimana anda akan mendapatkan ide di dunia nyata. Tujuan dilakukannya tahap ini adalah untuk menemukan traction channel yang ada di inner circle mana yang seharusnya anda fokuskan. Anda dapat membuat keputusan berdasarkan dari hasil dari beberapa test yang akan dilakukan. Test ini didesain untuk dapat menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti di bawah ini :

  • Secara kasar, berapa biaya akuisisi customer yang diperlukan pada channel ini ?
  • Berapa banyak channel yang tersedia pada channel ini ?
  • Apakah customer yang akan didapatkan pada channel ini sesuai dengan customer yang anda inginkan ?

Pada tahap testing ini anda perlu memperhatikan bahwa anda tidak mencoba untuk dapat menghasilkan banyak traction pada suatu channel, tetapi menentukan apakah channel tersebut dapat bekerja baik untuk startup yang akan anda lakukan. Pertimbangan yang dapat menjadi penentu pada tahap ini adalah kecepatan untuk mampu mendapatkan data dan membuktikannya sesuai dengan asumsi anda.

5. Focus

Apabila semua tahap di atas dapat berjalan dengan lancar, salah satu channel traction yang ada pada inner circle akan memberikan hasil yang menjanjikan. Dalam kasus ini, anda perlu mulai mengarahkan usaha traction anda beserta dengan sumber dayanya untuk fokus pada channel yang menjanjikan tersebut. Hal ini dapat anda lakukan saat anda sudah mengidentifikasi channel yang dapat bekerja dengan baik untuk anda. Tujuan dari tahap ini adalah untuk dapat mengeluarkan seluruh potensi traction yang ada pada traction channel. Untuk melakukannya, anda perlu secara terus menerus bereksperimen untuk dapat menemukan bagaimana cara mengoptimasi pertumbuhan pada channel yang anda pilih.